MENGENANG GETSEMANI
MENGENANG GETSEMANI Di batas senja ini, di batas kota ini, aku merindukanmu, aku mengenangmu. Getsemani, pemilik hatiku, pemilik cintaku. Bayanganmu tak kunjung pergi dari pelupuk mataku. Suaramu tak kunjung sirna dari daun telingaku. Cintamu tak kunjung padam menerangi sanubariku. Ah, Getsemani, aku mencintaimu. Ingin rasanya aku menemui engkau, yang kini entah ada dimana. Ingin rasanya aku memelukmu, melepaskan segala kerinduan yang memenuhi seluruh ruang hatiku. Ah, Getsemani aku sangat merindukanmu. "Frater, apa yang kau pikirkan?" suara itu membuyarkan segala lamunanku, mengakhiri segala khayalanku. "Getsemani." jawabku singkat. "Siapa itu Getsemani?" "Kekasihku." "Hahaha... Kekasih? Sadarlah Kalvari. Kau ini seorang calon Imam, kau bukan pria biasa." "Aku tahu." "Lalu mengapa kau masih mencintai gadis itu?" "Gadis?" "Iya, Getsemani, gadismu." "Aku tidak t