MENGENAL BAGIAN-BAGIAN DALAM EKARISTI

 

MENGENAL BAGIAN-BAGIAN DALAM EKARISTI
PERNYATAAN TOBAT
“ Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan.. dst. Tidak ada seorangpun yang benar, seorangpun tidak….” Jika kita telah mengakui dosa, maka kita tidak menipu diri. Jika kita mengingkari keberdosaan, maka sesungguhnya kebenaran tidak ada di dalam kita “ (1 Yoh. 1:8). Kejujuran sangat dituntut agar mengakui bahwa kita sungguh orang berdosa, yang mau bertobat terus menerus sepanjang hayat.
Kita memohon pengampunan dan kemurahan dari Allah. Dalam lagu Tuhan Kasihanilah Kami, kita memohon rahmat pengampunan dari Allah. Kata “Tuhan Kasihanilah Kami” sudah ada sejak liturgi Kristen Kuno dan masih digunakan hingga saat ini, sebagai ungkapan memohon rahmat pengampunan dari Allah.

KEMULIAAN
“ Kemuliaan kepada Allah di surga dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.” Doa ini telah ada sekitar abad ke 2. Aklamasi pembukaan ini diambil dari nyanyian para malaikat ketika Yesus lahir (Luk. 2:14). Kalimat selanjutnya diambil dari pujian para malaikat kepada Allah (Wahyu 15:3-4). Kemuliaan harus diserukan dengan sukacita oleh umat beriman.

SABDA TUHAN
Setiap hari minggu bacaan diambil dari Perjanjian Lama, Mazmur, Perjanjian Baru, yang semua berpusat pada bacaan Injil. “Iman datang dari pendengaran” (Roma 10:17), maka umat beriman diharapkan khusuk ketika pembacaan PL, Mazmur, PB dan Injil. Umat beriman sering tidak penuh perhatian ketika pembacaan Injil. St. Origenes menekankan kepada umat beriman untuk menghormati kehadiran Yesus pada saat pembacaan Injil dan pada saat konsekrasi (Pengubahan Hosti menjadi Tubuh dan darah Kristus). Oleh sebab itu, setiap umat beriman diharapkan ketenangan bathin ketika mengikuti misa, sehingga tidak hanya ikut-ikutan.

SYAHADAT PARA RASUL
Syahadat para rasul pernyataan iman yang dirangkum menjadi kalimat dalam baris-baris. Paus Emeritus Benedictus XVI menyatakan dengan singkat hubungan antara Injil dan Syahadat. Syahadat adalah iman Bapa-Bapa Gereja yang tetap hidup. Syahadat menguatkan umat beriman untuk masuk dalam doa permohonan.

PERSEMBAHAN
Liturgi Ekaristi dimulai dengan persembahan, umat beriman membawa roti, anggur dan kolekte. Umat beriman mempersembahkan diri dan segala yang dimilikinya. Umat beriman yakin bahwa Allah akan mengubah yang fana menjadi kekal. Konsili Vatikan ke II menegaskan “ pekerjaan mereka, doa-doa, dan perjuangan dalam kerasulan, kehidupan perkawinan, dan keluarga, pekerjaan sehari-hari…semua ini menjadi kurban-kurban rohaniah yang diterima oleh Allah melalui Yesus Kristus. Dalam perayaan Ekaristi, kurban-kurban ini dipersembahkan kepada Allah. Dengan demikian, sebagai penyembah yang dimana saja bertindak suci, awan pun menahbiskan dunia itu sendiri kepada Allah (Lumen Gentium 34). Semua yang kita miliki dipersembahkan kepada Tuhan di atas Altar kudus. Imam membuat hubungan yang jelas ketika ia menuangkan air dan anggur ke dalam piala. “oleh misteri air dan anggur ini, kita dapat mengambil bagian di dalam keilahian Kristus. Perpaduan ini merupakan lambang yang kaya akan pengertian, menggambarkan persatuan antara keilahian dan kemanusiaan Kristus. Darah dan air yang mengalir dari lambung-Nya di kayu salib, itulah persembahan yang tidak ditolak oleh Allah Bapa.

DOA SYUKUR AGUNG
Setelah Imam mengangkat persembahan, ia mengundang umat beriman untuk mengarahkan hati. Sejak dahulu kala bagian ini telah ditemukan dalam liturgi-liturgi Kristiani diseluruh dunia. Dalam (Why. 1:10,4:1-2) umat beriman melihat kenyataan iman. Setelah itu umat beriman menyanyikan Sanctus yang merupakan pujian para malaikat di hadapan Allah (Why. 4:8, Yes. 6:2-3).
Di dalam doa Syukur Agung menjadi nyata bahwa Perjanjian Baru bukanlah hanya sebuah buku, melainkan sebuah tindakan, yakni Ekaristi. Ada banyak doa-doa Syukur Agung yang digunakan dalam Gereja, berisi elemen-elemen yang sama:
1. Epiklesis : imam menumpangkan tangan di atas persembahan-persembahan dan mengundang Roh Kudus.
2. Konsekrasi : saat roti dan anggur diubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Sekarang imam mengenang peristiwa perjamuan terakhir, ketika Yesus mengurbankan diri-Nya sepanjang waktu.
3. Peringatan / kenangan, Allah mengulangi perjanjian baru-Nya dalam Ekaristi.
4. Persembahan : kenangan misa kudus, bukanlah bayangan, tetapi nyata.
5. Doa-doa permohonan : berdoa kepada Bapa bagi orang-orang yang masih hidup dan orang-orang yang sudah meninggal dunia, untuk seluruh Gereja dan dunia.
6. Doksologi : ketika imam mengangkat piala dan hosti, dan berkata: inilah Anak domba Allah. Dan dengan perantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagiMu Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa.

sumber: katolisitas.org dan tambahannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sederet Puisi Kurangkaikan Untukmu "JUNI”

MENGAPA BUNDA MARIA DI SEBUT HAWA YANG BARU?

MENGENANG GETSEMANI